Pages

The Real Story: Kebiadaban Jendral Franco

kali ini ane mau bahas, tentang Si diktator spanyol dan Catalonia. yap, orang yang merupakan biang keladi dari tragedi kekalahan 11-0 Barcelona atas Madrid...

10 Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah FC Barcelona

Ok, sudah saatnya ane bahas soal pemain terbaik sepanjang sejarah fc barcelona yang ane kutip dari www.bolatotal.com dan ada sedikit yang ane ubah. so.. langsung saja kita simak...

Sejarah El Clasico

Klub Barcelona didirikan tahun 1899 oleh seorang kelahiran Swiss bernama Hans Gamper (yang sama seperti Anda, saya pun tidak kenal). Dia membentuk klub sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan...

Sejarah Berdirinya FC Barcelona

Banyak pemain sepakbola legendaris terlahir dari FC Barcelona (FC Barca) seperti Kubala, Suarez, Cruyff, Maradona, Ronaldinho dan Lionel Messi. Selama abad 20, Barca menjadi...

Perjuangan Abidal Berbuah Manis

Pemilik nama lengkap Eric Bilal Abidal ini, lahir di Lyon, Perancis tanggal 11 september 1979. Beberapa bulan yang lalu beliau didiagnosa mengidap penyakit ...

Asal Mula Berdirinya La Masia

Sudah bukan rahasia umum jika ciri khas Barcelona terletak pada cara bermain yang disajikan di lapangan hijau. Olah bola, umpan satu-dua, hingga...

BOIXOS NOIS (Suporter Garis Keras Barca

Para Boixos Nois (bahasa Inggris: Anak Gila) adalah kelompok pendukung yang terorganisir di sekitar klub sepak bola FC Barcelona, yang berbasis di komunitas otonom Catalonia Spanyol. Didirikan pada tahun...

Logo Barcelona Dari Masa ke Masa

Oke, kita mulai dari lambang barca yang paling pertama, di lambang tersebut bentuknya ada diamon dan dibagi menjadi 4. Gambar merah-kuning adalah gambaran dari...

Sabtu, 20 April 2013

FULL TIME: FC. Barcelona 1-0 Levante UD

 

Tanpa Lionel Messi, sepertinyaa Blaugrana kesulitan membongkar pertahanan Levante sehingga hanya bisa menang tipis 1-0 lewat gol di penghujung laga.
 

Saat babak pertama di Camp Nou, Barca sempat mendapatkan hadiah penalti saat Andres Iniesta dilanggar di kotak penalti. Sayang, eksekusi penalti David Villa masih bisa digagalkan Keylor Navas. dan Hasil imbang mewarnai babak pertama.

Di babak ke dua, Levante sempat membungkam mulut para Barcelonistas dengan gol Robert Acquefresca di menit ke 47' Namun, sayangnya selebrasi itu terhenti karena
gol Robert lebih dulu offside.
 

Vilanova memasukkan Xavi Hernandez, Alexis Sanchez dan Pedro Rodriguez, untuk menambah daya gedor.

Dan alhasil, Cesc Fabregas mencetak gol di menit ke 83' berkat assist dari Alexis.

Dengan hasil ini, Barcelona masih kokoh di puncak klasemen dengan 84 poin dari 32 laga. Blaugrana unggul 13 poin dari rival abadinya Real Madrid di posisi kedua. Sedangkan Levante berdiri di posisi 12 dengan 40 poin.

SUSUNAN PEMAIN:
BARCELONA (4-3-3):
Valdes; Alves, Abidal, Adriano, Montoya; Thiago, Song, Iniesta; Tello, Cesc, Villa

LEVANTE (4-5-1):
Navas; Lopez, Vyntra, Navarro, Juanfran; El Zhar, Diop, Barkero, Simao, Ruben; Acquafresca

Senin, 15 April 2013

Jendral Franco, si penyebab Kekalahan 11-1 Barca atas Madrid? maybe

Holla, salam Barcelonistas!

kali ini saya mau bahas, tentang Si diktator spanyol dan Catalonia. yap, orang yang katanya merupakan biang keladi dari tragedi kekalahan 11-1 Barcelona atas Madrid. Katanya...

wah, jauh amat. Gausah bertele-tele, selamat membaca!

 

Sepp Blatter, FIFA president, memberikan Real Madrid penghargaaan untuk kategori tim sepak bola terbaik di dunia pada abad ke 21. Inilah cerita nyata apa yang membuat Real Madrid begitu “sukses” di abad ke 21 ini.

Ironiknya, Madrid F.C didirikan oleh dua orang yang berasal dari katalan yang telah lama menetap di ibukota Spanyol. Di tahun tahun pertamanya, Madrid F.C adalah salah satu tim di spanyol yang sangat penting bersama tim Catalan F.C. , sekarang bernama F.C Barcelona dan Tim Basque Athelic Club. Ketiga tim ini mendominasi tahun tahun pertama sepak bola spanyol.

Oh ya, perlu kalian ketahui, Salah satu Ciri Khas dari sepak bola Spanyol adalah koneksi timnya dengan politik. 

Ketika Tim Barcelona dan Tim Athletic sukses mewakili nasionalitasnya terhadap daerah Catalonia sedangkan, Tim Madrid F.C menjadi  symbol pemerintahan sentral.  Sebagai konsekwensinya, Raja Spanyol, Alfonso XIII, memberikan Tim  Madrid C.F. gelar “the Real” (Royal) di tahun 1920
Dekade 20 an adalah tahun-tahun yang menegangkan bagi Spanyol. 


Di tahun  1921, Raja Alfonso XIII mendukung Coup d’etat , pemberontakan, yang berakhir dengan melemahnya system demokrasi di Spanyol terhadap diktaktor militer yang menjadi ciri khas dari system sentralism dan penekanan terhadap kebudayaan lainnya, dalam hal ini kebudayaan Catolonia dan Basque ditandai sebagai musuh Pemerintah spanyol saat itu. 

Sepak Bola adalah olahraga yang besar di spanyol dan kebesarannya inilah membuat sepak bola menjadi sarana politik di beberapa daerah penting di spanyol.

Ketika Tim Real Madrid menikmati dukungan Raja Diktaktor Spanyol, F.C. Barcelona ditekan oleh kekuatan militer karena mereka menegakan Simbol Negara Catalonia di stadium tuanya, Stadium of Les Corts. 
Akar akar inilah awal dari permusuhan terbesar di dunia  sepakbola spanyol dekade ini.
 

Fascist Itali dan Nazi Jerman, didukung oleh Jendral Franco yang saat itu memegang peranan penting bagi pemerintahan spanyol.penyebaran ideology fascism ke negara Eropa lainnya merupakan sekutu penting dan berguna dimasa perang Eropa saat itu.

Setelah perang selama 3 tahun,Kelompok Fascism menguasai Spanyol. Perang ini juga mempunyai dampak bagi sepak bola. Presiden Republik Barcelona, Josep Sunyo, telah di bunuh oleh tentara Fascist karena ide politiknya.
        

Negara Fascist yang baru memaksa Tim Catalonia mengganti nama tim mereka menjadi Barcelona F.C. Negara memaksa Barcelona F.c. memakai identitas spanyol di tim mereka. Negara menganggap Barcelona mengancam dan membayahakan institusi mereka dan negarapun ikut mengatur pencalonan presiden di tim sepak bola Barcelona yang biasanya dipilih secara demokrasi.  




Di waktu yang sama bendera tim Catalan harus dihilangkan dari lambang tim sepak bola Barcelona.
 

Banyak perubahan yang terjadi di Madrid saat itu. Seperti pada umumnya yang terjadi dalam pemerintahan diktaktor, olah raga adalah sarana propaganda yang baik untuk mempromosikan kekuasaan.
         

Tim Real Madrid menjadi lambang inti dari kekuasaan negara bagian Fascist, negara bagian yang paling berkuasa atas Catalonia dan Basque Country, dengan system pemerintahan sentralism.  40 Tahun pertama Sepak Bola di Spanyol di kuasai oleh Tim Barcelona dan Athelic, tetapi sekarang keadaannya berubah.
         

Di tahun 1943 ada berita yang menghebohkan sepakbola spanyol. Peristiwa pahit itu terjadi saat kedua tim bentrok pada leg kedua semifinal Copa Generalisimo pada 13 Juni 1943 di Les Cord. Saat itu, Madrid mendadak superior di bawah tatapan ribuan pendukungnya di Santiago Bernabeu. Padahal, pada leg pertama, Madrid ditekuk Barca di Camp Nou, 3-0. 

Setelah leg pertama yang dimenangkan Barca 3-0, di Camp Nou, Franco cepat bertindak, agar Barca tidak kembali mempermalukan Madrid pada leg kedua di Santiago Bernabeu. Franco mengirim utusan untuk mengintimidasi para pemain Blaugrana. Mereka tidak ingin pemain Barcelona bertarung secara normal. Konon, para pemain diperingatkan untuk jangan berani-berani membawa bola ke jantung pertahanan Madrid, jika ingin hidupnya aman. 

Di leg ke dua yang dilangsungkan di Santiago berdebu.. sory maksudnya Santiago Bernabeu, Madrid leluasa mengeksploitasi Barcelona. Pruden mencetak gol cepat dari jarak dekat, pada menit ke-5. Dia akhirnya mencetak hattrick (5’,32’,35’). Sementara Barinaga membobol empat kali gawang Barca (30’,42’,44’,87’). Empat gol lain ditorehkan Alonso J (37’,74’), Curta (39’), dan Botella (85’). Barca hanya bisa membalas dengan satu-satunya gol yang lahir menjelang masa injury time melalui Mariano Martin Alonso.


Akhirnya para Madridistas bisa tersenyum lebar, dan mungkin pertandingan ini kemudian menjadi catatan paling penting dalam sejarah El Clasico. Kubu Madrid, akan sontak meneriakan “Hala Madrid” jika mengungkit pertandingan tersebut, sedangkan Barcelonistas punya alasan untuk menampik sejarah itu.


Ketika Kedua tim, Barcelona dan Real Madrid, tumbuh dan memerlukan stadium besar, Tim real Madrid diberikan lahan di Santiago Bernabeu dan dapat membangun stadiumnya dalam waktu 3 tahun sedangkan Tim Barcelona harus menderita dibawah aturan negara dan project Camp Nou-nya di tunda selama 10 tahun. Hal yang sangat lah penting bagi Tim sepak bola karena pendapatan utama mereka dalam setiap dekade berasal dari penjualan tiket pertandingan sepak bola.  Ketika Real Madrid bisa menikmati stadium yang besar, Tim Barcelona harus bermain di stadium tuanya, studum Les Cort.
        

Tim Barcelona mendominasi liga spanyol selama 10 tahun terakhir berkat usaha Ladislao Kubala dan juga Alfredo Di Stefano pemain yang mereka dapat dari Argentina. Di saat yang bersamaan, Tim Real Madrid mengklaim bahwa mereka telah menandatangi kontrak dengan Di Stefano. Isi surat perjanjian ini ditentang oleh FIFA yang tidak mempunyai kekuasaan waktu itu.
 

merasa respon mereka tidak didengar oleh Fifa,Pemerintah Spanyol ikut campur tangan dan mereka membuat keputusan yang aneh untuk memaksa Di Stefano bermain di Tim Madrid. Tim Barcelona melihat ini sebagai suatu ancaman dan perusakan harga diri, tetapi mereka harus melepaskan Di Stefano untuk bergabung ke Tim Real Madrid setelah lagi-lagi mendapatkan tekanan dari negara.
 

Di Stefano menjadi pemain sepakbola paling bersinar saat itu. itulah sebab akibat mengapa Real Madrid Berjaya di tahun 50-an.
         

Tim Real Madrid adalah Tim sepakbola yang masih menganut ideology Fascist. Tim Barcelona, tanpa  stadium besarnya selama bertahun tahun, telah di tekan oleh masalah ekonomi dan harus menjual pemain bintang mereka seperti Luis Suarez untuk menyelamatkan klub dari kehancuran.
 

Di Tahun 70-an, Tim Barcelona yang tidak pernah lagi memenangkan title Liga selama 14 tahun mengontrak pemain asal belanda Johan Cruyff, bintang besar saat itu. Tim Real Madrid mencoba ingin mengontrak pemain asal Belanda ini, tetapi Johan Cruyff menolak untuk bergabung dan sebagai gerakan 

pemberontakan dia menerima kontrak dari Tim Barcelona. Keputusan dari pemain ini sangat menantang Tim Real Madrid yang memiliki dukungan besar dari pemerintah. Tetapi sekali lagi pemerintah Spanyol turut campur dengan menolak ijin tinggal bagi pemain Belanda ini sehingga dia gagal bertanding di tahun 1973 sampai  November 1974. Hal ini bukan masalah bagi Cruyff karena Tim Barcelonannya bermain fantastik pada tahun itu dan hasil yang sangat bersejarah 5-0 di Santiago Bernabeu merupakan pukulan terakhir sang diktaktor tua yang meninggal 1 tahun kemudian.
          



Di Tahun 1977, Konstitusi Spanyol mendukung kembalinya demokrasi. dan ideology fascist harus dihancurkan! Spanish FA adalah salah satunya. Hebatnya, Pada saat itu Tim Real Madrid masih bisa menikmati “bantuan” dari berbagai Pihak untuk beberapa tahun berikutnya.

Di masa pemerintahan Ramón Mendoza dan Lorenzo Sanz membawa dampak ekonomi yang jelek untuk Tim Real Madrid yang hampir bangkrut. Ketika Florentino Pérez memenangkan kursi kepresidenan tim Real madrid, dia setuju untuk bekerja sama dengan pemerintah konservative untuk menyelamatkan Real Madrid dari kehancuran.


Sekian dahulu penjelasan dari saya. Mungkin penjelasan saya akan sangat berbeda versinya dengan penjelasan para madridistas. Menurut mereka rumor tentang campur tangan Jendral Franco adalah omong kosong semata dari kubu Barcelonistas, yang tidak dapat menerima kenyataan pahit atas kekalahan 11-1 atas Madrid.

Dan menurut mereka juga, Real Madrid mampu menang telak 11-1 atas Barcelona karena memang murni kehebatan Madrid. Tidak ada satu bukti pun yang bisa menguatkan tuduhan bahwa Jenderal Franco mengintimidasi pemain Barca sebelum bertanding.Bahkan, konon, pemain Barca pun menepis sendiri rumor itu.

Ada yang mengatakan bahwa Jenderal Franco ikut membiayai operasionalisasi Camp Nou, untuk itu Barcelona memberi penghargaan dua medali kepada Franco. Madrid juga bukan tim Franco, seperti yang digembar-gemborkan Barcelonistas ketika itu. Karena sang jenderal juga memfavoritkan tim selain Real Madrid, yaitu Atletico, dan Barcelona. 

So, sebelum kalian mendukung suatu tim, kalian harus tau betul seluk-beluk sejarah tentang tim tersebut. bukan bermaksud menyindir, tapi inilah Barcelona, tim yang mencoba bangkit dengan segala kemampuan yang ada.






sumber: okezone, wikipedia, kompas

Minggu, 14 April 2013

Perjuangan Abidal Berbuah Manis

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/04/07/0527073-eric-abidal-620X310.jpg

Yap, kali ini ane mau bahas soal bek kiri andalan barca , yakni Eric Abidal

Pemilik nama lengkap Eric Bilal Abidal ini, lahir di Lyon, Perancis tanggal 11 september 1979. Beberapa bulan yang lalu beliau didiagnosa mengidap penyakit tumor hati pada bulan Maret 2011 lalu. Namun, setelah dua bulan Abidal bermain selama 90 menit ketika Blaugrana melibas Manchester United dengan skor 3-1 di partai final Liga Champions.

Akan tetapi, pada Maret 2012, Abidal harus kembali mendapat pukulan ketika dia harus menjalani transplantasi hati. Sejak saat itu, Abidal terus berjuang melawan penyakit ganas yang dideritanya.

Abidal merupakan seseorang yang patut kita tiru, tiru bukan dalam hal gaya maupun bicara, tapi perjuangan untuk sembuhlah yang patut kita tiru. Bahkan, Lionel Messi yang merupakan rekan setimnya pun memuji perjuangan beliau.

"Semua telah Eric lakukan dan perjuangannya sangat mengagumkan. Tidak ada yang benar-benar mengetahui seberapa keras dia berusaha untuk bisa berlatih kembali dengan tim,"-Lionel Messi

Bukan hanya Lionel Messi saja yang memuji perjuangan Abidal, bahkan mantan entrenador Barcelona, Pep Guardiola memuji akan akan perjuangan beliau.

"Abidal sangat kuat. Dia mempunyai tumor di tempat yang rumit. Sebagian dari hatinya sudah terkena. Kami berdiskusi dengan dokter dan mereka bilang dia (Abidal) tidak apa-apa bermain selama 10-20 menit. Dia pemain yang sangat rendah hati dan disayangi oleh rekan-rekannya. Karena dia memiliki hati yang sangat baik," ujar guardiola saat sebelum leg 2 el clasico yang lalu.

Dan tepat pada hari Sabtu atau Minggu (7/4/2013) dini hari WIB, beliau sukses menjalani pertandingan pertama musim ini bersama klubnya. Abidal pun berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya selama masa pemulihan transplantasi hati.

Oh ya..Abidal mengalami momen yang sangat, sangat luar biasa. Saat laga Barcelona kontra Mallorca, Abidal masuk menggantikan Gerard Pique pada menit ke-70, kala Blaugrana meladeni Real Mallorca.

Disaat King Abi masuk, publik yang memadati Camp Nou seketika berdiri sembari memberikan aplaus tepuk tangan untuk menyambut kembalinya Abidal di lapangan hijau. Abidal sukses melalui pertandingan itu dengan kondisi sempurna, tanpa sedikit pun terlihat bahwa ia pernah mengalami masalah pada fungsi hatinya.

Bahkan, bulu kuduk ane merinding melihat moment tersebut walaupun hanya dari layar kaca saja, mengingat betapa luar biasanya perjuangan beliau untuk bertahan hidup.

Seusai pertandingan, Abi mengaku senang dan memang yakin mampu bermain dengan kondisi prima. "Aku mengatakan kepada Tito Vilanova sebelum pertandingan, aku dalam kondisi baik dan siap membantu tim," tandas Abidal dilansir Barca Stuff.



http://4.bp.blogspot.com/_wFr-HuwjibA/TD4dxnKRzEI/AAAAAAAAGsk/d-cH63RP4is/s400/26.jpg


Berkat aksi pertamanya musim ini, Abidal mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukungnya, terutama sang sepupu, Gerard, yang telah menyumbangkan sebagian hatinya untuk Abidal beberapa waktu lalu.

"Ini momen yang unik. Aku berterima kasih kepada orang-orang yang berada di belakangku. Orang-orang di rumah sakit, dan tentu saja sepupuku," ucap Abidal yang menuliskan ucapan khusus kepada sepupunya di kostum dalam di bawah jersey Barca yang dikenakannya.

Mungkin saran ane, jangan pernah menyerah walaupun sebesar apa masalah itu, justru dengan menyerah masalah itu akan tampak lebih mengerikan. Gracies!




sumber: duniasoccer

Full Time: Real Zaragoza 0-3 Barcelona


Kali ini berita baik datang dari kubu Barca, trio penyerang Tello, Thiago dan Alexis berhasil membawa Azulgrana menang atas Zaragoza dengan skor telak 0-3, skor dicetak Thiago alcantara dimenit 20', 2 gol selanjutnya dicetak oleh Cristian Tello masing-masing di menit 39', dan 53'.



Dengan itu mereka memantapkan posisi di puncak klasemen sementara ini. Meskipun kalah, itu bukan berarti zaragoza main buruk loh, Zaragoza tampil cukup baik di babak kedua dengan masuknya Apono serta Rochina, namun itu tidak cukup untuk membendung keperkasaan tim besutan Tito Vilanova




Sementara itu, Tito Vilanova tampak cukup tenang berada di pinggir lapangan, cukup puas dengan permainan yang ditampilkan anak asuhnya sejauh ini.



sumber: goal.com

Perjalanan Sang Legenda Barcelona: Paulino Alcantara


Jauh sebelum para pegiat sepakbola Asia dihebohkan dengan isu “Go Europe”, Paulino Alcantara pernah melakukannya sekitar 100 tahun silam di Barcelona. Pemain yang lahir dari ayah seorang Spanyol dan ibu Filipina ini menjelma menjadi salah satu striker paling mematikan di Spanyol pada era 1910-1920-an. Sampai saat ini, rekor gol terbanyak di Barcelona masih dipegang olehnya. Berdasarkan situs resmi klub, Paulino Alcantara masih menjadi top skorer abadi klub dengan catatan 357 gol dari 357 penampilan.

Alcantara lahir pada tanggal 7 Oktober 1896 di Iloio City, Filipina. Pada usia 14 tahun, ayahnya membawanya ke Catalunya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Di sana, Alcantara kecil pun mulai bermain sepakbola bersama klub lokal, Galeno FC. Di sinilah langkah awal Alcantara menjadi seorang legenda besar dimulai. Pendiri barcelona, Joan Gamper menemukan Alcantara sendiri ketika ia bermain di Galeno. Seketika itu juga, Gamper langsung menarik Alcantara ke Barcelona.
Dua tahun kemudian, pada Februari 1912, Paulino Alcantara melakukan debutnya untuk Barcelona di usia yang masih 15 tahun. Ketika itu, pertandingan yang akan dijalani Alcantara adalah sebuah pertandingan Liga Catalan melawan Catala SC. Skor akhir pertandingan adalah 9-0 untuk kemenangan Barcelona dan di pertandingan debutnya tersebut, Alcantara langsung membukukan hat-trick! Ia mencetak 3 gol pertama Barcelona, dan seketika itu juga, ia berhasil mendapatkan tempatnya dalam skuad utama Barcelona. Pada musim debutnya tersebut, Barcelona berhasil menjadi runner-up di dua ajang berbeda, Liga Catalan dan Piala Raja. Sebagai catatan, pada waktu itu kompetisi nationwide Liga Spanyol belum diadakan dan kompetisi tertinggi di Spanyol adalah Piala Raja.
Setahun setelahnya, barulah Barcelona merasakan gelar juara di dua ajang tersebut. Paulino Alcantara bermain di final Piala Raja pada usia 16 tahun dan mengantarkan Barcelona menekuk rivalnya dari Basque, Real Sociedad, 2-1. Dua gelar juara tersebut menjadi awalan dari 13 gelar yang akan menyusul dalam 13 tahun karir Alcantara di Barcelona. Kisah cinta Paulino Alcantara dan Barcelona sempat terhenti pada tahun 1916. Saat itu, Alcantara belum genap berusia 20 tahun dan kedua orangtuanya memutuskan untuk kembali ke Filipina dengan membawa serta Alcantara.
Kembalinya Alcantara ke Filipina membuat Barcelona kalang kabut. Berulangkali Barcelona berusaha membujuk ayah Alcantara untuk meninggalkannya di Barcelona namun hasilnya nihil. Alcantara pun kembali ke tanah kelahirannya dan meskipun singkat, ia berhasil mempersembahkan yang terbaik untuk Filipina. Di Filipina, ia bermain untuk Bohemian SC sembari melanjutkan studinya. Sebelum lupa saya sebutkan, Paulino Alcantara adalah seorang mahasiswa kedokteran ketika itu dan studi kedokteran inilah yang nanti akan menjadi salah satu pertimbangan besar dalam karirnya.
Di Bohemian, ia berhasil membantu klub tersebut menjuarai kompetisi Filipina dua tahun berturut-turut pada 1917 dan 1918. Prestasi di Bohemian ini juga membawa Alcantara pada cap internasional pertamanya. Ia terpilih dalam skuad Filipina untuk bermain dalam Far Eastern Championship Games di Tokyo tahun 1917. Di kejuaraan tersebut, Filipina berhasil menjadi runner-up. Dalam perjalanan menjadi runner-up tersebut, ada satu kisah yang akan selalu dikenang yakni ketika mereka berhasil menggunduli Jepang 15-2. Kemenangan atas Jepang tersebut masih menjadi kemenangan internasional terbesar dalam sejarah sepakbola Filipina. Selain sepakbola, Paulino Alcantara juga mewakili Filipina dalam ajang tenis meja.



Ketika Alcantara sedang menjalani masa-masa yang menyenangkan di tanah kelahirannya, Barcelona justru sedang menderita, karena tanpa keberadaan Alcantara, mereka pun absen meraih gelar. Gayung pun bersambut. Alcantara pun ternyata sudah rindu bermain untuk Barcelona. Ketika bujukan Barcelona tidak juga mampu menggoyahkan pendirian orangtua Alcantara, Alcantara sendiri lah yang bertindak. Cerita yang beredar pada waktu itu adalah bahwa Paulino Alcantara sedang mengidap malaria. Ketika itu tahun 1918. Alcantara yang sudah sangat ingin kembali bermain di Catalunya memboikot sendiri pengobatannya. Ia berkata bahwa ia tidak akan meminum obatnya jika tidak 
diizinkan kembali ke Barcelona.
Alhasil, orangtuanya pun luluh dan akhirnya mengizinkan Alcantara kembali ke Barcelona. Waktu itu, Barcelona sudah ditangani oleh Jack Greenwell, salah satu manajer terbesar Barcelona sepanjang sejarah. Greenwell adalah mantan rekan setim Alcantara dan ditunjuk menjadi manajer oleh Joan Gamper pada 1917. Jack Greenwell juga tercatat sebagai manajer profesional pertama di Barcelona. Ketika Alcantara kembali ke Spanyol tahun 1918, Greenwell memutuskan melakukan eksperimen dengan menempatkannya sebagai pemain bertahan. Hasilnya, berantakan dan para suporter Barcelona menuntut Greenwell untuk mengembalikannya ke lini depan. Greenwell pun dengan senang hati melakukannya.
Pada kesempatan keduanya berkostum Barcelona inilah Paulino Alcantara benar-benar menjalani masa keemasannya. Barcelona pun pada saat ini sedang mengalami golden era pertamanya. Di samping Alcantara, banyak terdapat legenda-legenda lain seperti kiper kontroversial Ricardo Zamora, Emilio Linan, Josep Samitier, dan Felix Sesumaga. Generasi ini mampu mempersembahkan 12 gelar sampai tahun 1927, ketika Paulino Alcantara pensiun dari sepakbola.
Karir timnas Spanyol Paulino Alcantara sendiri seharusnya dimulai pada 1920 ketika Olimpiade Antwerp diselenggarakan. Akan tetapi, Alcantara menolak untuk ikut serta dalam turnamen sepakbola internasional terbesar saat itu karena kebetulan jadwalnya bentrok dengan ujian kelulusan kuliah kedokterannya. Akhirnya, ia baru menjalani debut internasionalnya bersama tim nasional Spanyol pada hari ulangtahunnya yang ke 25 menghadapi timnas Belgia. Spanyol menang 2-0 dan Alcantara memborong dua gol kemenangan Spanyol. Sampai ketika ia pensiun, Alcantara tampil 5 kali bersama timnas Spanyol dan mencetak 6 gol.


Bicara soal Alcantara, belum sah rasanya jika belum membicarakan dua gol legendarisnya. Kedua gol tersebut sama-sama menunjukkan kelebihan utama Alcantara yakni kekuatan tendangannya. Gol legendaris pertama dikenal sebagai “Police Goal”. Gol ini dicetaknya dalam pertandingan melawan Real Sociedad tahun 1919. Ketika itu, entah bagaimana ada seorang polisi lewat di depan gawang Sociedad. Bola yang dibidik Alcantara ke gawang Sociedad pun mengenai polisi malang tersebut. Bola bukannya terpental tetapi justru 
mendorong polisi tersebut masuk ke gawang Sociedad bersamanya.
Gol legendaris kedua terjadi di pertandingan internasional melawan Perancis. Dari gol inilah, Paulino Alcantara mendapatkan julukannya, El Rompe Redes atau The Netbreaker. Bagaimana tidak? Di pertandingan tersebut, Alcantara sekali lagi berhasil mendemonstrasikan kekuatan tendangannya dengan merobek jala lawan secara harfiah. Bola yang ditendang Alcantara masuk ke gawang Perancis dan merobek jala gawangnya.
Situs resmi Barcelona menulis bahwa studi kedokteran Alcantara mampu membawanya ke level kebugaran tertinggi. Selain sangat cepat, ia juga sangat kuat, walaupun posturnya tidak lebih besar dibanding Pedro Rodriguez. Keberhasilan Alcantara bersaing di level tertinggi pada saat itu seharusnya dapat dijadikan inspirasi, terutama bagi mereka yang selalu menyalahkan postur untuk kegagalan bersaing di sepakbola level tinggi. Paulino Alcantara dan El Pitxitxi, Rafael Moreno telah membuktikannya di masa silam. Alcantara bahkan dinobatkan sebagai Pemain Asia Terbesar Sepanjang Masa oleh FIFA atas prestasinya menjadi pemain Asia pertama yang bermain di klub Eropa.
Karir gemilang Paulino Alcantara ditutupnya di usia 31 tahun. Ia membaktikan dirinya di bidang kesehatan setelah selesai bermain sepakbola. Meski begitu, ia tetap berkecimpung di olahraga yang membesarkan namanya. Alcantara sempat menjadi direktur Barcelona dari tahun 1931-1934 dan menjadi manajer timnas Spanyol pada tahun 1951. El Rompe Redes tutup usia pada tahun 1964 di usia yang ke-67. Meskipun namanya tidak terlalu dikenal dewasa ini, para pendukung Barcelona yang sudah berusia lanjut pasti mengenal namanya dan mungkin sudah saatnya cerita ini disebarkan kepada generasi penerus, agar kebesaran yang dulu pernah diukir tidak hilang ditelan agresi zaman.

sekian penjelasan ane soal Perjalanan Sang Legenda Barca: Paulino Alcantara semoga bisa memperluas wawasan ente soal para legenda Barca. Gracies!





sumber: thecrowdvoice

Logo FC Barcelona Dari Masa ke Masa


Oke, kita mulai dari lambang barca yang paling pertama, di lambang tersebut bentuknya ada diamon dan dibagi menjadi 4. Gambar merah-kuning adalah gambaran dari bendera catalan, Merah putih adalah gambar saint george cross (santo pelindung barca), sedangkan diatasnya ada gambar kelawar dan mahkota. 







selanjutnya ada logo yang kedua, awalnya logo ini dibuat oleh carles comamala, ini adalah desain berbentuk mangkuk, di mana dua kuartal atas adalah St George Cross yang bar merah dan yang kuning , yang merupakan simbol paling representatif dari Barcelona (Catalonia)






Di logo yang ke tiga, franco lah pemilik logo barca yang baru. Dia juga diktator Spanyol yang tidak begitu tertarik pada ekspresi Catalanisme, jadi dia membuat Club dan menyingkirkan bendera resmi catalunya Dia juga membuat mereka mengubah FCB, yang merupakan singkatan dari Futbol Club Barcelona (dalam bahasa Katalan) untuk berubah menjadi CFB, atau Club de Futbol de Barcelona (dalam bahasa Spanyol).





Dan logo terakhir, logo yang kita ketahui sampai sekarang. dibuat oleh claret sharima tahun 2002. The blaugrana (merah dan biru) adalah garis-garis warna klub FC Barcelona dan menjadi unsur yang menonjol pada seragam mereka. Joan Gamper, pendiri Club pada tahun 1899, membawa warna itu yang merupakan lambang kebesaran dari FC basel.


Sekian penjelasan dari ane tentang Logo FC Barcelona Dari Masa ke Masa. semoga bermanfaat. Gracies!






sumber: barcabandindos

 
>